Kitab Musasar Jayabaya
Asmarandana
- Kitab Musarar dibuat tatkala Prabu Jayabaya di Kediri yang gagah perkasa, Musuh takut dan takluk, tak ada yang berani.
- Beliau sakti sebab titisan Batara wisnu. Waktu itu Sang Prabu menjadi raja agung, pasukannya raja-raja.
- Terkisahkan bahwa Sang Prabu punya putra lelaki yang tampan. Sesudah
dewasa dijadikan raja di Pagedongan. Sangat raharja negara-nya.
- Hal tersebut menggembirakan Sang Prabu. Waktu itu tersebutkan Sang
Prabu akan mendapat tamu, seorang raja pandita dari Rum bernama, Sultan
Maolana.
- Lengkapnya bernama Ngali Samsujen. Kedatangannya disambut
sebaik-baiknya. Sebab tamu tersebut seorang raja pandita lain bangsa
pantas dihormati.
- Setelah duduk Sultan Ngali Samsujen berkata: “Sang Prabu Jayabaya,
perkenankan saya memberi petuah padamu menge.nai Kitab Musarar.
- Yang menyebutkan tinggal tiga kali lagi kemudian kerajaanmu akan
diganti oleh orang lain”. Sang Prabu mendengarkan dengan sebaik-baiknya.
Karena beliau telah mengerti kehendak Dewata.
- Sang Prabu segera menjadi murid sang Raja Pandita. Segala isi Kitab
Musarar sudah diketahui semua. Beliaupun ingat tinggal menitis 3 kali.
- Kelak akan diletakkan dalam teken Sang Pandita yang ditinggal di Kakbah yang membawa Imam Supingi untuk menaikkan kutbah,
- Senjata ecis itu yang bernama Udharati. Dikelak kemudian hari ada
Maolana masih cucu Rasul yang mengembara sampai ke P. Jawa membawa ecis
tersebut. Kelak menjadi punden Tanah Jawa.
- Raja Pandita pamit dan musnah dari tempat duduk. Kemudian terkisahkan setelah satu bulan Sang Prabu memanggil putranya.
- Setelah sang putra datang lalu diajak ke gunung Padang. Ayah dan putra itu setelah datang lalu naik ke gunung.
- Di sana ada Ajar bernama Ajar Subrata. Menjemput Prabu Jayabaya seorang raja yang berincoknito termasuk titisan Batara Wisnu.
- Karenanya Sang Prabu sangat waspada, tahu sebelum kejadian mengenai raja-raja karena Sang Prabu menerima sasmita gaib.
- Bila Islam seperti Nabi. Prabu Jayabaya bercengkrama di gunung sudah
lama. Bertemu dengan ki Ajar di gunung Padang. Yang bertapa brata
sehingga apa yang dikehendaki terjadi.
- Tergopoh-gopoh menghormati. Setelah duduk ki Ajar memanggil seorang
endang yang membawa sesaji. Berwarna-warni isinya. Tujuh warna-warni dan
lengkap delapan dengarn endangnya.
- Jadah (ketan) setakir, bawang putih satu talam, kembang melati satu
bungkus, darah sepitrah, kunir sarimpang, sebatang pohon kajar dan
kembang mojar satu bungkus.
- Kedelapan endang seorang. Kemudian ki Ajar menghaturkan sembah :
“Inilah hidangan kami untuk sang Prabu”. Sang Prabu waspada kemudian
menarik senjata kerisnya.
- Ki Ajar ditikam mati. Demikian juga endangnya. Keris kemudian
dimasukkan lagi. Cantrik-cantrik berlarian karena takut. Sedangkan raja
putra kecewa melihat perbuatan ayahnya.
- Sang putra akan bertanya merasa takut. Kemudian merekapun pulang. Datang di kedaton Sang Prabu berbicara dengan putranya.
- Heh anakku. Kamu tahu ulah si Ajar yang saya bunuh. Sebab berdosa kepada guru saya Sultan Maolana Ngali Samsujen tatkala masih muda.
Sinom
- Dia itu sudah diwejang (diberitahu) oleh guru mengenai kitab
Musarar. Sama seperti saya. Namun dia menyalahi janji, musnah raja-raja
di P. Jawa. Toh saya sudah diberitahu bahwa saya tinggal 3 kali lagi.
- Bila sudah menitis tiga kali kemudian ada zaman lagi bukan perbuatan
saya. Sudah dikatakan oleh Maolana Ngali tidak mungkin berobah lagi.
Diberi lambang zaman Catur semune segara asat.
- Itulah Jenggala, Kediri, Singasari dan Ngurawan. Empat raja itu
masih kekuasaan saya. Negaranya bahagia diatas bumi. Menghancurkan
keburukan.
- Setelah 100 tahun musnah keempat kerajaan tersebut. Kemudian ada
zaman lagi yang bukan milik saya, sebab saya sudah terpisah dengan
saudara-saudara ditempat yang rahasia.
- Di dalam teken sang guru Maolana Ngali. Demikian harap diketahui
oleh anak cucu bahwa akan ada zaman Anderpati yang bernama Kala-wisesa.
- Lambangnya: Sumilir naga kentir semune liman pepeka. Itu negara
Pajajaran. Negara tersebut tanpa keadilan dan tata negara, Setelah
seratus tahun kemudian musnah.
- Sebab berperang dengan saudara. Hasil bumi diberi pajak emas. Sebab
saya mendapat hidangan Kunir sarimpang dari ki Ajar. Kemudian berganti
zaman di Majapahit dengan rajanya Prabu Brawijaya.
- Demikian nama raja bergelar Sang Rajapati Dewanata. Alamnya disebut
Anderpati, lamanya sepuluh windu (80 tahun). Hasil negara berupa picis
(uang). Ternyata waktu itu dari hidangan ki Ajar.
- Hidangannya Jadah satu takir. Lambangnya waktu itu Sima galak semune
curiga ketul. Kemudian berganti zaman lagi. Di Gelagahwangi dengan
ibukota di Demak. Ada agama dengan pemimpinnya bergelar Diyati
Kalawisaya.
- Enam puluh lima tahun kemudian musnah. Yang bertahta Ratu Adil serta
wali dan pandita semuanya cinta. Pajak rakyat berupa uang. Temyata saya
diberi hidangan bunga Melati oleh ki Ajar.
- Negara tersebut diberi lambang: Kekesahan durung kongsi kaselak
kampuhe bedah. Kemudian berganti zaman Kalajangga. Beribukota Pajang
dengan hukum seperti di Demak. Tidak diganti oleh anaknya. 36 tahun
kemudian musnah.
- Negara ini diberi lambang: cangkrama putung watange. Orang di desa
terkena pajak pakaian dan uang. Sebab ki Ajar dahulu memberi hidangan
sebatang pohon kajar. Kemudian berganti zaman di Mataram. Kalasakti
Prabu Anyakrakusuma.
- Dicintai pasukannya. Kuat angkatan perangnya dan kaya, disegani
seluruh bangsa Jawa. Bahkan juga sebagai gantinya Ajar dan wali serta
pandita, bersatu dalam diri Sang Prabu yang adil.
- Raja perkasa tetapi berbudi halus. Rakyat kena pajak reyal. Sebab
waktu itu saya mendapat hidangan bawang putih dari ki Ajar. Rajanya
diberi gelar: Sura Kalpa semune lintang sinipat.
- Kemudian berganti lagi dengan lambang: Kembang sempol Semune modin
tanpa sreban. Raja yang keempat yang penghabisan diberi lambang Kalpa
sru kanaka putung. Seratus tahun kemudian musnah sebab melawan sekutu.
Kemudian ada nakhoda yang datang berdagang.
- Berdagang di tanah Jawa kemudian mendapat sejengkal tanah. Lama
kelamaan ikut perang dan selalu menang, sehingga terpandang di pulau
Jawa. zaman sudah berganti meskipun masih keturunan Mataram. Negara
bernama Nyakkrawati dan ibukota di Pajang.
- Raja berpasukan campur aduk. Disegani setanah Jawa. Yang memulai
menjadi raja dengan gelar Layon keli semune satriya brangti. Kemudian
berganti raja yang bergelar: semune kenya musoni. Tidak lama kemudian
berganti.
- Nama rajanya Lung gadung rara nglikasi(Raja yang penuh inisiatif
dalam segala hal, namun memiliki kelemahan suka wanita) kemudian
berganti gajah meta semune tengu lelaki (Raja yang disegani/ditakuti,
namun nista.) Enam puluh tahun menerima kutukan sehingga tenggelam
negaranya dan hukum tidak karu-karuan.
- Waktu itu pajaknya rakyat adalah Uang anggris dan uwang. Sebab saya
diberi hidangan darah sepitrah. Kemudian negara geger. Tanah tidak
berkasiat, pemerintah rusak. Rakyat celaka. Bermacam-macam bencana yang
tidak dapat ditolak.
- Negara rusak. Raja berpisah dengan rakyat. Bupati berdiri
sendiri-sendiri. Kemudian berganti zaman Kutila. Rajanya Kara
Murka(Raja-raja yang saling balas dendam.). Lambangnya Panji loro semune
Pajang Mataram(Dua kekuatan pimpinan yang saling jegal ingin
menjatuhkan).
- Nakhoda(Orang asing)ikut serta memerintah. Punya keberanian dan
kaya. Sarjana (Orang arif dan bijak) tidak ada. Rakyat sengsara. Rumah
hancur berantakan diterjang jalan besar. Kemudian diganti dengan lambang
Rara ngangsu , randa loro nututi pijer tetukar(( Ratu yang selalu
diikuti/diintai dua saudara wanita tua untuk menggantikannya).
- Tidak berkesempatan menghias diri(Raja yang tidak sempat mengatur
negara sebab adanya masalah-masalah yang merepotkan ), sinjang kemben
tan tinolih itu sebuah lambang yang menurut Seh Ngali Samsujen datangnya
Kala Bendu. Di Semarang Tembayat itulah yang mengerti/memahami lambang
tersebut.
- Pajak rakyat banyak sekali macamnya. Semakin naik. Panen tidak
membuat kenyang. Hasilnya berkurang. orang jahat makin menjadi-jadi
Orang besar hatinya jail. Makin hari makin bertambah kesengsaraan
negara.
- Hukum dan pengadilan negara tidak berguna. Perintah berganti-ganti.
Keadilan tidak ada. Yang benar dianggap salah. Yang jahat dianggap
benar. Setan menyamar sebagai wahyu. Banyak orang melupakan Tuhan dan
orang tua.
- Wanita hilang kehormatannya. Sebab saya diberi hidangan Endang
seorang oleh ki Ajar. Mulai perang tidak berakhir. Kemudian ada tanda
negara pecah.
- Banyak hal-hal yang luar biasa. Hujan salah waktu. Banyak gempa dan
gerhana. Nyawa tidak berharga. Tanah Jawa berantakan. Kemudian raja Kara
Murka Kutila musnah.
- Kemudian kelak akan datang Tunjung putih semune Pudak
kasungsang(Raja berhati putih namun masih tersembunyi). Lahir di bumi
Mekah(Orang Islam yang sangat bertauhid). Menjadi raja di dunia,
bergelar Ratu Amisan, redalah kesengsaraan di bumi, nakhoda ikut ke
dalam persidangan.
- Raja keturunan waliyullah. Berkedaton dua di Mekah dan Tanah
Jawa(Orang Islam yang sangat menghormati leluhurnya dan menyatu dengan
ajaran tradisi Jawa (kawruh Jawa)). Letaknya dekat dengan gunung Perahu,
sebelah barat tempuran. Dicintai pasukannya. Memang raja yang terkenal
sedunia.
- Waktu itulah ada keadilan. Rakyat pajaknya dinar sebab saya diberi hidangan bunga seruni oleh ki Ajar. Waktu itu pemerintahan raja baik sekali. Orangnya tampan senyumnya manis sekali.
Sumber : Wikipedia
Regards ::))
Salam : cliksaya
0 komentar:
Post a Comment